Minggu, 30 Desember 2007

Tipuan Pendeta Rudy Muhamad Nurdin

Pendeta Rudy Muhamad Nurdin memang nekat. Sebagai pendeta dan dosen di Sekolah Tinggi Teologi, Rudy mengaku muslim. Pengakuan Pendeta Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) Rawamangun, Jakarta Timur ini, muncul dalam tulisan berjudul : Keselamatan untuk Akhir Hayat halaman 2.

Ternyata, pengakuan ini hanya tipuan untuk mengelabui pembaca. Pada buku yang sama halaman 41, tulisan pendeta yang biasa disapa Nurdin ini, terungkap kedoknya. Menurutnya, syarat masuk Islam bukan ikrar dua kalimat syahadat, menjalankan rukun Islam dan rukun Iman, tapi memperoleh "Urapan wahyu Ruhul Kudus".

Meskti tak paham bahasa arab, Nurdin nekat menulis belasan buku dengan judul bahasa Arab dan Indonesia. Akibatnya, semua tulisannya menyalahi kaidah bahasa Arab. Misalnya, Kebenaran yang benar ditulis dengan bahsa Arab ash-Shodiq al-Mashduuq. Padahal ash-Shodiq al-Mashduuq berarti orang jujur yang dibenarkan.

Buku Keselamatan untuk Akhir Hayat oleh Nurdin diterjemahkan menjadi Salaamatul Akhirotul Khoyat. Dalam bahasa Arab, kalimat Salaamatul Akhirotul Khoyat ini tak bisa dipahami sama sekali. Seharusnya judul yang benar adalah as-Salaamah li-Aakhiratil Hayat.

Selain itu, Nurdin juga menulis sejarah Rasulullah saw tanpa data dan literatur valid. Dalam tulisannya, ia menyatakan, Nabi Muhammad sebelum menjadi Nabi, belajar (kursus) Bibel (Taurat dan Injil) pada Siti Khadijah sampai hapal ayat-ayat Taurat dan Injil (Ayat-ayat Penting di Dalam Al-Qur'an, halaman 59).

Nurdin juga menulis, Nabi menikahi wanita Kristen dengan tata cara Kristen, dipimpin oleh penghulu beragama kristen, dibacakan khutbah nikah dari ayat-ayat Bibel, dan mendapat kado Alkitab (Ayat-ayat Penting di Dalam Al-Qur'an, halaman 68; Keselamatan di dalam Islam halaman 24,53). Ia juga menulis, sebelum menjadi Nabi, Muhammad beribadah secara kristen selama 15 tahun (Keselamatan di Dalam Islam, halaman 35).

Pendeta Nurdin juga memanipulasi ayat-ayat al-Qur'an dengan mengganti lafadz Allah menjadi lafadz Taurat dan Injil Isa. Kata ganti Allah diganti dengan kata Nabi Isa. Lafadz al-Qur'an diganti dengan lafadz Alkitab atau Bibel. Lafadz Sunnah Rasul diganti menjadi Kisah Para Rasul (nama salah satu kitab dalam Bibel), dan lainnya.

Kesalahan yang selalu diulang Pendeta GMKI ini adalah salah kaprah dalam memaknai kata "Alkitab" dan "Kitabullah". Menurut Nurdin, Alkitab atau Kitabullah yang dimaksud al-Qur'an dan Hadits adalah Alkitab (Bibel). Karenanya, semua kata Alkitab dan Kitabullah diubah menjadi Alkitab dan ditulis dengan huruf besar (kapital).

"Kitab (al-Qur'an ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi maha Bijaksana. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya," (QS az-Zumar:1-2).

Ayat ini diubah oleh Nurdin menjadi : "Kitab (Alkitab) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya KAMI menurunkan kepadamu Kitab (Alkitab) dengan menbawa KEBENARAN. Maka sembahlah ALLAH dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya" (Kebenaran Yang benar, halaman 92).

Contoh manipulasi lainnya, "Kutinggalkan untuk kamu dua perkara, tidaklah kamu akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya," (HR Malik). Oleh Nurdin, diubah menjadi "Kutinggalkan untuk kamu dua perkara, tidaklah kamu akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya, yaitu Alkitab dan Sunnah Rasul-Nya (Kisah para Rasul Alkitab)," (Ayat-ayat Penting di dalam Al-Qur'an, halaman 3).

Memang, dalam al-qur'an banyak disebut kata "Alkitab", antara lain al-Qur'an yang berarti bacaan (QS al-QiyamahL17-19, al-Isra:88). Alkitab yang ebrarti Kitabullah atau kitabnya Allah (QS al-Baqarah:2, az-Zumar:41). Al-Furqab yang berarti pembeda (QS al-Furqan:1, Ali Imran:4). Adz-Dzikr yang berarti peringatan (QS al-Hijr:9, an-Naml:44). Asy-Syifa yang berarti obat (QS Yunus:57, Fushshilat:44). Al-Huda yang berarti petunjuk (QS Fushshilat:44, al-Mursalat:13). Al-Hikmah yang berarti kebijaksanaan (QS al-Isra:39, Luqman:2). An-Nur yang berarti cahaya (QS at-Taghabun:8) dan masih banyak lagi.

Nurdin memperalat ayat-ayat ini untuk menjustifikasi Alkitab. Padahal, kata "Alkitab" dalam al-Qur'an memiliki banyak pengertian.
Pertama, semua kitab suci yang pernah diturunkan Allah kepada para Nabi dan Rasul-Nya (QS al-Baqarah:177).
Kedua, menunjuk pada semua kitab suci yang diturunkan sebelum al-Qur'an (QS ar-Ra'd:43).
Ketiga, menunjuk pada kitab suci tertentu sebelum al-Qur;an, misalnya Taurat (QS al-Baqarah:87).
Keempat, menunjuk pada kitab suci al-Qur'an secara khusus (QS al-Caqarah:2, az-Zumar:1-2), dan lainnya.

Umat Islam mengetahui banyaknya nama - nama al-Qur'an sesuai kemuliaannya, karena Allah sendiri yang memberi nama pada kitab suci yang diturunkan-Nya itu/ Al-Qur'an adalah kitab suci yang nama dan jaminan keasliannya disebutkan secara langsung oleh Allah SWT dalam surah al-Baqarah:185 dan al-Hijr:9.

Bagaimana dengan kitab suci Kristiani?. Dalam bahasa Inggris, kitab ini disebut "The Bible". Diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi "Alkitab", tapi sebagian orang menyebut bibel. The Bible dan Alkitab, merupakan terjemahan dari "biblia". Dalam bahasa Yunani, kata ini adalah bentuk jamak yang berarti kumpulan kitab-kitab. Bentuk tunggalnya adalah "biblion" (sebuah kitab).

Karenanya, "Alkitab" (satu buah kitab) adalah penamaan yang salah kaprah. Nama yang benar adalah "al-Kutub" yang berarti kitab-kitab. Selain itu, nama "Alkitab" untuk sebutan kitab suci Kristiani ini, juga tak disebutkan secara jelas dalam Bibel. Sungguh aneh jika Tuhan tak memberi nama kitab suci-Nya. (FAKTA/SABILI)

Tidak ada komentar: